Mengapa Beirut Pernah Disebut 'The Paris Of The Middle East'

Dari koloni ke couture, tidak ada kota Timur Tengah lain yang membuktikan diri sebagai pusat seni dan fashion seperti Beirut. Perpaduan Timur dan Barat, tradisi dan modernitas, menjadikan ibu kota Lebanon sebagai julukan: Paris di Timur Tengah. Karena dilanda perang dan lelah, rakyat Beirut menunjukkan bahwa mereka dapat mengubah tragedi menjadi inovasi budaya.

Beirut: pusat inovasi budaya | © Johnny Maroun / Freeimages

Sejarah

Nama Paris bergema di dalam kota Beirut tidak hanya karena getaran budayanya, tetapi juga untuk sisa-sisa statusnya sebagai koloni Perancis selama Perang Dunia Kedua. Pada saat itu, Beirut berada di pusat wacana politik dan usaha intelektual. Berakhirnya perang menyaksikan kemerdekaan Lebanon, tetapi bukan hilangnya kebangkitan budaya di dalam massa.

Pengaruh

Di sebuah negara yang telah didefinisikan oleh pendudukan setelah pendudukan, orang-orang Lebanon terus-menerus memerangi masalah identitas dan bentrokan peradaban - sebuah fenomena yang memunculkan perdebatan terus-menerus dan adopsi ideologi dan nilai-nilai baru. Dalam hal itu, pengaruh Prancis jelas dalam setiap aspek kebudayaan Lebanon.

mode

Ketika datang ke mode, tidak ada kota Timur Tengah lainnya yang dapat didekati ke Perancis seperti Beirut. Ibukota Lebanon ini adalah rumah bagi para desainer terkenal dunia seperti Elie Saab, Zuhair Murad, dan Reem Acra. Ini adalah pelopor yang tidak hanya menempatkan Beirut pada peta gaya, tetapi juga terus mendominasi Paris Fashion Week tahun demi tahun.

Gaya hidup

Beirut dipenuhi dengan kafe-kafe bergaya Paris, dan tidak ada kekurangan diskusi intelektual untuk boot, karena kota ini terus hidup dengan pertunjukan seni, drama, dan malam-malam puisi. Bahkan jalan-jalan dan arsitektur tetap berlaku untuk julukan yang diperolehnya selama bertahun-tahun, dengan beberapa bagian Beirut yang kaya akan pengaruh Prancis.

Beirut kaya seni dan mode | © H Assaf / Freeimages

Ibukota Lebanon adalah bukti keanehan rakyatnya.

Kota ini terus membuktikan diri sebagai pusat inovasi budaya Timur Tengah. Karena dilanda perang dan lelah, rakyat Beirut menunjukkan bahwa mereka dapat mengubah setiap tragedi menjadi seni.