Miniatur, Marbling, Dan Kaligrafi: A Look At Traditional Turkish Art

Seni tradisional Turki memiliki banyak aspek termasuk karya seni dari logam, kaca, kayu, dan kulit serta buku tulisan tangan, lampu, dan pahatan batu. Namun, seni tradisional miniatur, marbling, dan kaligrafi adalah beberapa yang paling terkenal. Kami kembali ke masa lalu untuk mengikuti kisah bentuk visual seni rupa Turki yang unik ini.

Miniatur

Sebuah miniatur, atau lukisan dalam sebuah buku atau manuskrip yang diterangi, adalah salah satu bentuk paling populer dari seni tradisional Turki yang berakar di Kekaisaran Ottoman. Namun, miniatur juga terkait dengan tradisi miniatur Persia serta pengaruh dari seni Cina. Selama era Ottoman, studio tempat seniman bekerja dengan gaya visual unik ini disebut Nakkashanes, sebagai miniatur disebut nakish dalam bahasa Turki Ottoman. Selama masa pemerintahan Suleyman the Magnificent dan Selim II, miniatur menjalani masa keemasan mereka dengan Nakkaş Osman di antara salah satu pelukis paling penting selama periode ini. Miniatur terdiri dari warna-warna berani seperti merah terang, hijau, dan merah, yang terbuat dari bubuk bubuk tanah dicampur dengan putih telur atau permen karet Arab. Adegan yang dilukiskan dalam karya seni sering termasuk pertemuan periode waktu yang berbeda, erat mengikuti konteks buku yang mereka gambarkan.

Miniatur Ottoman | © Bilkent University / Wikimedia Commons

Marbling

Dikenal sebagai ebru, marbling diyakini telah ditemukan di Turkistan abad 13 dan telah hadir di Cina, India, Persia, dan Anatolia. Selama kerajaan Seljuk dan Ottoman, marbling digunakan untuk menghias buku serta dekrit dan dokumen resmi. Selama masa kejayaannya, bentuk-bentuk baru dan teknik marbling disempurnakan dan Turki menjadi pusat dari bentuk seni khusus ini sampai 1920 ketika bengkel-bengkel yang lebih tua adalah pemandangan umum di distrik Beyazıt Istanbul. Bentuk seni marbling didefinisikan oleh penciptaan pola warna-warni melalui percikan dan penyisiran warna yang teliti pada panci berisi minyak. Pola-pola tersebut kemudian ditransfer ke kertas dengan kreasi indah yang berbeda setiap waktu.

Kaligrafi

Meskipun kaligrafi bukan berasal dari Turki, Ottoman mengadopsi bentuk seni yang unik dan membawanya ke tingkat artistiknya selama periode 500. Kaligrafi Islam, khususnya, termasuk kaligrafi Arab, Ottoman, dan Persia dan perkembangannya terkait erat dengan kutipan dari Al Qur'an sebagai salah satu ekspresi artistik utama dari budaya Islam. Dalam tradisi Ottoman, Diwani (gaya bahasa kursif dari kaligrafi Arab) dikembangkan pada abad 16, mencapai puncaknya pada masa pemerintahan Suleyman the Magnificent. Kaligrafis Turki dikenal selalu membuat alat mereka sendiri, termasuk kertas yang dicat dengan pewarna alami, pena yang terbuat dari buluh keras, dan tinta yang terdiri dari pinus dan minyak biji rami yang terbakar.

Panel kaligrafi Ottoman abad 18th | © Perpustakaan Kongres / Wikimedia Commons